TEKNIK PENULISAN KERANGKA KARANGAN

A.    Perbedaan Topik dengan Judul
Topik dapat dikatakan pokok pembicaraan atau masalah yang dibahas. Adapun judul dapat dikatakan karagan. Topik harus telah ditetntukan sebelum memulai menulis; sedangkan judul tidak selalu demikian.
            Ada kalanya judul ditentukan setelah karangan selesai ditulis seluruhnya. Kalau di buat sebelum menulis, tidak jarang pengarang merasa perlu mempertimbangkannya kembali, atau mengubahnya, ketika karangan selesai digarap. Ini dimaksud agar judul sebagai kepala karangan sesuai benar dengan isi karangan. Sebagai kepala karangan, judul memiliki kedudukan yang penting.
            Kadang-kadang topik lansung dijadikan judul. Topic karena dianggap cukup menarik dan cukup artistik selai sudah pasti dapat menggambarkan isi karangan sekaligus dipasang sebagai kepala karangan. Ini, misalnya sering didapati dalam karangan-karangan ilmiah. Tetapi sesungguhnya tidak Cuma bisa didapati dalam karangan-karangan ilmiah pun dalam karangan-karangan yang tidak berprestasi ilmiah seperti karangan populer atau karangan jurnalistik, kerapali juga topic lansung sebagai judul.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan judul :
1.      Relevasi
Judul harus mempunyai pertalian dengan topik, seta pokok pikiran. Atau setidak-tidaknya, ada pertalian antara judul dengan beberapa bagian penting dari karangan. Dengan hanya membaca judulnya, pembaca sudah dapat meraba, apa kira-kira yang akan di uraikan pengarangan.
2.      Ekonomis
Judul tidak perlu terlalu panjang; cukup singkat saja. Tetapi harus diperhatikan agar tidak mengurangi arti, luas atau cakupan masalah yang dibahas. Setiap kata dan tanda baca yang dipergunakan dalam judul harus baik, dan fungsional. Namun ekonomis tidak berarti kata-kata disingkatkan penulis. Kependekan(sigkatan) dalam judul sedapat mungkin dihindari.
3.      Jelas
Meskipun ekonomis, judul harus tetap jelas maknanya. Bahasa, kalimat ataup pun kata-kata yang dipilih hendalah gampang segera dimengerti maksudnya. Kalimat dan kata-kata yang kabur atau ambivalen sebaiknya tidak dipergunakan.
4.      Prokvokatif
Judul harus mampu memncing rasa ingin tahu pembaca, sehingga tertarik membacanya. Judul merupakan daya pikat pertama dan utama. Apabila pembaca menaruh perhatian atau merasa menarik setelah membaca judul, maka itu merupakan langkah pertama karangan kita bakal dibaca orang.
5.      Logis
Dari sudut logika, makna yang terkandung dalam judul seyogianya dapat dipertanggung jawabkan. Kendati provokatif, tetapi judul tidak boleh mengabaikan segi makna secara logika.[1]

B.     Pemilihan Topik
Untuk menghasilkan karangan yang baik, pengarang harus memiliki topic yang menarik hatinya. Sukar sekali di bayangkan hasilnya, apabila misalnya seseorang menulis sesuatu yang dia sendiri tidak tertarik akan topic karangannya. Topic yang menarik atau mengacu pengarangnya untuk menguasai bahan-bahan yang diperlukan.
Oleh karena itu, topic karangan, selain dipilih yang menarik hati, juga dipilih yang dimungkinkan menggarapnya karene bahan-bahan telah terkuasai sepenuhnya atau paling tidak, akan dapat dipelajari. Topic yang terlampau umum dan luas yang mungkin lebih bijaksana kalau dipersempit ruang lingkupnya.
Karangan yang ruang lingkupnya topic yang terbatas yang justru sering ditulis oleh orang yang memiliki pengetahuan yang luas. Sebaiknya, sering pengarang muda dan pemula terlalu berhasratmenganggap sebuah topic yang umum dan luas-padahal kemampuanya untuk itu masih belum memadai – sehingga lahirlah sebuah karangan yang dangkal dan mengembang. Memilih topic yang umum dan luas untuk sekedar memperbanyak jumlah halaman karangan, adalah suatu sikap yang keliru sekali. Karangan pendek tapi berbobot lebih berharga daripada karangan panjang namun mengembang.

C.    Pembatasan Topik
Topic yant terlalu luas dan umum, yang tidak sesuai dengan kemampuan, dapat dibatasi atau dipersempit ruang lingkupnya.
Cara mempersempitnya, disebut “Cipta Lika Caraka” dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Menurut Tempat
Indonesia lebih khusus dari Dunia; pulau Jawa lebih khusus daripada tanah air Indonesia; Semarang lebih sempit daripada Jawa Tengah; dan seterusnya. Topic “Curah Hujan di Pulau Jawa” lebih spesifik daripada “Curah Hujan di Indonesia”. Pengkhususkan dilakukan berdasarkan tempat.
2.      Menurut Waktu/periode/zaman
“Prekembangan Islam” bisa dibatasi menjadi “Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW. Pengkhususkan dilakukan berdasarkan waktu.
3.      Menurut Hubungan Kausl (Sebab Akibat)
“Perkembanan Islam” dapat dikhususuka pembahasannya menjadi “Sebabnya Islam Cepat Tersiar”. Pengkhususkan dilakukan berdasarkan hubungan kausal.
4.      Menurut Pembagian Bidang Kehidupan Manusia.
“Pembagunan di Indonesia” dapat dibatasi menjadi “Pembagunan Ekonomi pada Pelita III” atau “Pembagunan Politik Semasa Orde Baru”. Pengkhususkan dilakukan berdasarkan bidang kehidipan manusia.
5.      Menurut Aspek Khusus-Umum
“Pengaruh Kebijaksanaan 15 Novmber 1978 terhadap Masyarakat” dapat dikhususkan menjadi “Pengaruh Kebijaksanaan 15 Novmber 1978 terhadap Usaha Kerajinan Rotan di Amuntai”. Pengkhususkan dilakukan berdasarkan aspek khusus-Umum
6.      Menurut Obyek Material dan Objek Formal.
Obyek material adalah bahan yang dibicarakan; sedangkan obyek formal adalah dari sudut mana bahan ditinjau. Topic”Perkembangan Pers di Indonesia di Tinjau dari segi Kebebasanya”. Perkembangan Pers di Indonesia adalah obyek material, dan di tinjau dari segi kebebasan adalah obyek formal: karena sudut pandangan  di fokuskan pada segi kebebasan pers belaka, tidak memandang segi-segi lainnya.
D.    Membuat Kerangka Karangan

Langkah langkah menyusun karangan :

1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
namun, bagi pemula (yang belum berpengalaman seperti saya) perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas (soalnya ngak bakal selesai)
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
2. Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. buat apa ide muluk2 kalau tidak diperlukan. perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Udah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuknya:
1. Catat hal penting semampunya
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah. (bertanya pada orang yang lebih berpengalaman dan wawasan lebih luas sangat membantu dalam mempermudah penulisan)
4. Membuat kerangka
Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
b. mengatur urutan gagasan.
c. memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. soalnya bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5. mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.[2]


KESIMPULAN
Hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan judul adalah Relevasi, Ekonomis, Jelas, Prokvokatif, dan Logis
Topik dapat dikatakan pokok pembicaraan atau masalah yang dibahas. Adapun judul dapat dikatakan karagan. Topik harus telah ditetntukan sebelum memulai menulis; sedangkan judul tidak selalu demikian.
Fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting



[1] Djoko widagdho.1997. bahasa Indonesia,pengantar kemahiran berbahasa di perguruqan tinggi.jakarta: PT rajaGrafindo.
[2] pedoman menulis bagi siswa smp dan sma drs h anwar hasrun penerbit andi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA SERAPAN DAN TANDA BACA

Pendekatan Pemecahan Masalah

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK