POPULASI DAN SAMPEL



A.    Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi atau population mempunyai arti yang bervariasi.populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[1] Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[2] Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Menurut Ary, dkk, population is all members of well defined class of people, events or objects. Populasi menurut Babbie tidak lain adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian.[3] Jadi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, bintang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dapat berupa: guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga sekolah, hubungan sekolah dan masyarakat, karyawan perusahaan, jenis tanaman hutan, jenis padi, kegiatan marketing, hasil produksi, dan sebagainya.
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.[4] Sampel juga dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.[5] Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian “populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi” di dalamnya. Pada situasi social atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu.
Tetapi obyek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi juga bias berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi.

B.     Kriteria Sampel Representatasi
Alasan Pemilihan Sampel
1)      Jumlah individu yang akan diteliti bersifat infinitif atau dianggap tidak terbatas jumlahnya.
2)      Pengujian terhadap hasil produksinya bersifat destruktif.
3)      Obyek penelitian bersifat homogen.
4)      Keterbatasan/penghematan biaya, waktu dan tenaga.
5)      Tidak diperlukan ketelitian yang mutlak.
6)      Bila nonsampling error yang besar tidak dapat dihindarkan, maka penelitian sebagian individu dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada seluruh individu, karena nonsampling error lebih mudah dikontrol dalam ruang yang lebih sempit.

Kriteria Sampel yang representasi
1)      Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi.
2)      Dapat menentukan tingkat presisi (perbedaan hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang diperoleh dari sensus) hasil penelitian dengan jalan menentukan simpangan baku (standard deviasi) dari taksiran-taksiran yang diperoleh.
3)      Sederhana sehingga mudah dilksanakan.
4)      Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.
5)      Penghematan[6]
Pertimbangan besarnya sampel agar diperoleh gambaran yang representatife
1)      Tingkat keseragaman individu populasinya. Makin homogen individu populasinya makin sedikit anggota sampel yang perlu diambil.
2)      Tingkat presisi yang dikehendaki. Makin tinggi tingkat presisi yang diinginkan makin besar anggota sampel yang yang harus diambil. Sampel yang besar cenderung menghasilkan nilai penduga yang lebih mendekati nilai parameternya, Makin besar sampel akan semakin kecil kesalahan yang didapat (penyimpangan terhadap nilai populsi).
3)      Rencana analisa dikaitkan dengan kelompok karakteristik sampel, misalnya pendapat orang dihubungkan dengan tingkat pendidikannya. Sampel yang lebih besar diperlukan untuk menghindari kekosongan sel-sel matrik yang dibuat.
4)      Biaya, tenaga, dan waktu.
C.    Teknik Penentuan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik penentuan sampel/teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. [7]
1.      Probability Sampling
 Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a.      Simple Random Sampling (Sampling Acak)
 Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.[8]
Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan table random.
1)      Cara tradisional
Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:[9]
a)      Tentukan jumlah populasi yang ditemui
b)      Daftarkan semua anggota populasi, masukkan dalam kotak yang yang telah diberi lubang penarikan
c)      Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat
d)     Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian
e)      Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai
2)      Menggunakan table acak
Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang dihasilkan oleh computer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh computer. Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan langkah-langkah:[10]
a)      Identifikasi jumlah total populasi
b)      Tentukan jumlaha sampel yang diinginkan
c)      Daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi
d)     Berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299 untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100 orang.
e)      Pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada dalam tabel.
f)       Pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja.    
g)      Jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam sampel. . Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasi hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel,
h)      Gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain.
i)        Ulangi langka nomor h sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai.
Ketika jumlah sampel yang diinginkan telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok control dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk disain penelitian.
Contoh memilih sampel dengan Sampling Acak
Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk memilih sampel sebagai berikut:
a)      Populasi yang jumlahnya 600 orang diidentifikasi.
b)      Sampel yang diinginkan 10% X 600 = 60 orang.
c)      Populasi didaftar dengan diberikan kode dari 000-599
d)     Table acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih dat dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau baris seperti table.
e)      Misalnya diperoleh sederet angka seperti berikut:
058                     710
859                     942
634                     278
708                     899
f)       Oleh karena itu jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan 278
g)      Coba langkah d sampai diperoleh semua jumlah responden
b.      Teknik Stratifikasi
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai angggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata.[11] Teknik stratifikasi ini harus dilakukan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisipopulasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Langkah-langkah menentukan sampel dengan teknik stratifikasi:[12]
1)      Identifikasi jumlah total populasi
2)      Tentukan jumlah sampel yang diinginkan
3)      Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi
4)      Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki
5)      Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di atas
6)      Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada
7)      Sampai jumlah sampel dapat dicapai.
Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi
Seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya adalah:
1)      Jumlah total populasi adalah 900 orang.
2)      Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000-899
3)      Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300 orang.
4)      Jumlah sampel yang diinginkan 30% X 900 = 270 orang
5)      Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang
6)      Untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam table acak
7)      Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek
8)      Lakukan langkah 6 dan 7 untuk lapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang
c.       Teknik Klaster
Teknik klaster atau Cluster Sampling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Langkah-langkah memilih sampel dengan teknik ini adalah:[13]
1)      Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi
2)      Tentukan besar sampel yang diinginkan
3)      Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster
4)      Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster
5)      Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaster yang ada
6)      Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster
7)      Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi per klaster.
Contoh pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klaster
Misalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada. Sampel yang diinginkan adalah 400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis karakter yang ada. Langkah-langkahnya adalah:
1)      Total populasi adalah 4.000 orang
2)      Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang
3)      Dasar logis karakter adalah sekolah yang jumlahnya ada 100
4)      Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah
5)      Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 110
6)      Oleh karena itu, 10 sekolah diantara 100 sekolah dipilih secara random
7)      Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan
d.      Teknik secara sistematis
Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel pada setiap l/k, dimana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. langkah-langkah menentukan sampel dengan teknik ini adalah:
1)      Identifikasi total populasi yang akan digunakan dalam proses penelitian
2)      Daftar semua anggota populasi
3)      Berikan nomor kode untuk setiap anggota populasi misalnya, jumlah populasi 1.000 orang maka nomor kode adalah 000-999
4)      Tentukan besarnya jumlah sampel yang ada
5)      Tentukan proporsional sistematis k yang besarnya sama dengan jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel.
Contoh teknik memilih sampel secara sistematis
Misalnya seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 pekerja. Sampel yang diinginkan adalah 400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara sistematis, maka caranya adalah sebagai berikut:
1)      Jumlah populasi yang teridentifikasi adalah 4.000 orang
2)      Sampel yang diinginkan besarnya 400 orang
3)      Daftar semua anggota populasi sesuai dengan urutan abjad. Misalnya, Agus, untuk A; Bagus menjadi B; Cahyono menjadi C, dan seterusnya
4)      Proporsional sistematis k = 4.000/400 = 10
5)      Tentukan titik awal nama secara random sebagai awal dimulainya pemilihan pada urutan nama populasi.
6)      Dari titik awal tersebut, setiap 10 langkah terpilih sebagai sampel
7)      Lakukan terus sampai akhirnya dapat dipilih semua anggota sampel yang diperlukan.

2.      Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.[14] Teknik ini meliputi:
a.      Teknik Memilih Sampel Secara Kebetulan
Teknik ini adalah memilih secara kebetulan atau accidental sampling. Teknik ini dikatakan secara kebetulan karena peneliti memang dengan sengaja memilih sampel kepada siapa pun yang ditemuinya atau by accident pada tempat, waktu, dan cara yang telah ditentukan. Contoh seorang peneliti berdiri di pintu gerbang utama kampus, dan menanyai kepada setiap mahasiswa yang kebetulan lewat di pintu gerbang tersebut antara jam 8.00 sampai jam 10.00 pagi. Pekerjaan tersebut diulang beberapa hari dengan waktu dan tempat yang sama sampai akhirnya informasi yang dicari dirasakan telah dapat dicapai untuk menjawab permasalahan penelitian yang direncanakan oleh para peneliti tersebut.
Keuntungan teknik ini adalah mudah dilakukan dan mudah memperoleh informasi yang diinginkan. Sedangkan kelemahannya adalah jika orang yamg lewat bukan mahasiswa atau orang yang diharapkan dipilih sebagai sampel, sehingga terjadi bias responden dan bias informasi.
b.      Memilih Sampel dengan Teknik Bertujuan
Teknik ini memilih sampel dengan dasar bertujuan, karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu, misalnya dengan pertimbangan professional yang dimiliki oleh si peneliti dalam usahanya memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
Contoh memilih sampel dengan bertujuan, misalnya para peneliti memilih para pedagang tertentu untuk memperoleh informasi tentang macam-macam harga barang. Mereka memilih orang-orang tersebut sebagai sampel karena para peneliti mempunyai pertimbangan professional yang kuat, misalnya merekalah orang-orang yang terlibat langsung dengan interes peneliti.
c.       Memilih Sampel Secara Kuota atau Jatah
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.[15] Pada teknik ini para peneliti menentukan besarnya jumlah responden untuk menjadi anggota sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan sampai jumlah yang telah ditentukan dapat dicapai.
Teknik sampling dengan cara kuota ini banyak digunakan dalam dunia pers, misalnya mereka ingin mendapatkan tingkat popularitas seorang pemimpin, mereka iungin mengetahui kinerja suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah dan sebagainya.
d.      Memilih Sampel dengan Cara “Getok Tular”
Memilih sampel dengan cara getok tular ini sejenis dengan konsep memilih sampel dengan sowball sampling. Sowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dikatakan getok tular karena seorang peneliti menentukan seseorang untuk menjadi anggota sampel atas dasar rekomendasi atau anjuran orang yang telah lebih dahulu menjadi sampel. Contoh konsep getok tular ini  di antaranya adalah, misalnya: seorang peneliti menentukan responden A untuk ditanya dan dujadikan narasumber. Setelah selesai responden A diminta untuk merekomendasikan C dan D.  ditanya oleh peneliti untuk kemudian memberikan rekomendasinya pada E dan F. sedanagkan responden D memberikan rekomendasi pada responden P dan Q. begitu seterusnya sehingga peneliti memperoleh jumlah sampel sesuai dengan yang direncanakan.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi.
Teknik dalam menentukan sampel dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi: Sampling acak, teknik stratifikasi, teknik klaster, dan teknik sistematis. Nonprobability sampling meliputi: teknik memilih sampel secara kebetulan, memilih sampel dengan teknik bertujuan, memilih sampel secara kuota atau jatah, dan memilih sampel dengan cara getok tular.

B.     Saran
Semoga makalah ini bisa digunakan dan diambil manfaatnya oleh pembaca, serta pembaca bisa menggunakan teori-teori tentang populasi dan sampel ini nantinya dalam melakukan penelitian.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sugiono. 2007. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://www.gudangmateri.com/2010/11/populasi-dan-sampel-dalam-penelitian.html


[1] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 130
[2] Sugiono, Metodologi Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 117
[3] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 53
[4] Ibid, h. 54
[5] Sugiono, Metodologi Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 118
[6] http://www.gudangmateri.com/2010/11/populasi-dan-sampel-dalam-penelitian.html

[7] Ibid, h. 118-119
[8] Ibid, h. 120
[9] Sukardi, Metodologi Penelitian pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2003), h. 58
[10] Ibid, h. 58-59
[11]Sugiono, Metodologi Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 120
[12] Sukardi, Metodologi Penelitian pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2003), h. 60
[13] Ibid, h. 61
[14] Sugiono, Metodologi Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 122

[15] Ibid, h. 124

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA SERAPAN DAN TANDA BACA

Pendekatan Pemecahan Masalah

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK