MASALAH-MASALAH DALAM PENGELOLAAN KELAS



1.      Masalah Dalam Pengelolaan Kelas
Faktor –faktor Penyebab Masalah Pengelolaan Kelas. Menurut Made Pirate,faktor penyebab itu antara lain:
a)Pengelompokan (pandai,sedang,bodoh),kelompok bodoh akan menjadi sumber negative,penolakan,atau apatis.
         Pendapat saya dalam pengelompokan siswa secara heterogen disini, memang dari sisi negatifnya akan berdampak pada siswa yang tingkat kecerdasanya tinggi, karena dalam kelompoknya ada siswa yang tinggkat kecerdasanya lemah. Nanti yang akan mempengaruhi siswa yang pandai. Dan dampaknya siswa yang pandai, kreatifitasnya terhalang dan tidak dapat menembangkan pengetahuannya.
         Kalau kita tinjau dari sisi positifnya, ini sangat bermanfaat sekali bagi guru dan siswa, karena siswa yang kurang pandai bisa dipengaruhi oleh siswa yang pandai dan akan memotivasi siswa yang kurang pandai tadi untuk belajar, terkadang ada juga siswa yang lebih mudah memahami materi jika yang menjelaskan itu dari temannya. Dan guru juga sangat terbantu dalam menyampaikan materi dan tujuaan pembelajaran dengan membagi siswa dalam bentuk kelompok yang heterogen.
b)      Karakteristik individual,seperti kemampuan kurang, ketidakpuasan atau dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemampuannya.
c)Kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru. Sering juga kelompok ini membentuk norma sendiri yang tidak sesuai dengan harapan sekolah.
d)      Dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja sepanjang jam pelajaran, kalau ada instrupsi atau interaksi mungkin mereka merasa tegang atau cemas. Karena itu perilaku-perilaku menyimpang seorang dua orang bisa  ditoleransi asal tidak merusak kesatuan.
e)Dari organisasi kurikulum tentang tim teaching.
        
Pollard dalam Hilda Karli mengelompokkan kepribadian siswa dalam 5 kelompok besar:
a)Impulsivity/Reflekxivity. Gambaran impulsivity adalah orang yang tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas tanpa berpikir dahulu,sedangkan reflexivity adalah orang yang sangat mempertimbangkan tugas tanpa berkesudahan.
b)      Extroversion/Introversion. Gambaran extroversion adalah orang yang ramah,terbuka,bahkan kadang-kadang tergantung dari perlakuan teman-teman sekelompoknya. Sedangkan introversion adalah orang yang tertutup dan sangat pribadi,malah kadang-kadang tidak mau bergaul dengan teman-temannya.
c)Anxienty/Adjustment. Gambaran anxienty adalah orang yang merasa kurang dapat bergaul dengan teman,guru atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik,sedangkan adjustment adalah orang yang merasa dapat bergaul dengan guru,teman atau dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
d)      Vacillation/Perseverance. Gambaran vacillation adalah oarng yang konsentrasinya rendah sering berubah-rubah,dan cepat menyerah dalam pekerjaan,sedangkan perseverance adalah orang yang mempunyai daya konsentrasi kuat dan terfokus serta pantang menyerah dalam menyelesaiakn pekerjaan.
e)Competitiveness/collaborativeness. Gambaran competitiveness adalah orang yang mengukur prestasinya dengan orang lain dan sukar bekerja sama dengan orang lain,sedangkan collaborativeness adalah orang yang sangat tergantung dengan orang lain dan tidak dapat bekerja sendiri.
        
Dua kategori pokok tentang pengelolaan masalah siswa,yaitu:
a)Masalah Individu
                  Kategori masalah individu dalam pengelolaan siswa menurut dreikurs dan cassel di dasarkan pada tingkah laku manusia itu mempunyai maksud dan tujuan. Setiap individu mempunyai kebutuhan pokok untuk menjadi dan merasa berguna. Jika individu ini merasa putus asa dalam mengembangkan rasa memiliki harga diri melalui nilai yang dapat di terima secara social,ia akan berkelakuan buruk.
b)      Masalah Kelompok
                  Jhonson dan Bany mengidentifikasi 7 masalah kelompok dalam pengelolaan kelas,yaitu:
·   Kurangnya kesatuan
·   Ketidaktaatan terhadap standar tindakan dan prosedur kerja
·   Reaksi negative terhadap pribadi anggota
·   Pengakuan kelas terhadap kelakuan guru
·   Kecendrungan adanya gangguan,kemacetan pekerjaan,dan kelakuan yang di buat-buat
·   Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
·   Semangat juang yang rendah dan adanya sikap bermusuhan.

         Kurangnya kesatuan,di tandai dengan konflik-konflik antara individu dan sub kelompok. Misalnya, konflik antara jenis kelamin dan atau ras dengan murid dari jenis kelamin atau ras yang lain. Suasana kelas seperti ini ditandai dengan konflik,permusuhan,ketegangan. Murid merasa tidak puas dengan kelompok dan berpendapat kelompok tidak menarik. Akhirnya murid tidak saling mendukung.
2. Mengidentifikasi Masalah
         Mengidentifikasikan masalah ini perlu dilakukan dengan langkah-langkah :
1)      Merasakan adanya masalah
      Merasakan adanya masalah dengan cara bertanya pada diri sendiri (merefleksi) mengenai kualitas pembelajaran yang selama ini di capai. Guru mengangap adanya masalah kalau ada kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi.
Contoh pertanyaan adanya masalah
·         Apakah kopetensi awal siswa untuk mengikuti pembelajaran cukup memadai?
·         Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif?
·         Apakah sarana/prasarana pembelajaran cukup memadai?
·         Apakah perolehan pembelajaran cukup tinggi?
·         Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas?
·         Bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran inovasi tertentu?
2)      Megidentifikasi masalah
·         Masalah-masalah yang dihadapi tersebut dicari ciri masalahnya untuk dicari masalah mana yang layak dipecahkan terlebih dahulu.
·         Tahap ini harus menemukan gagasan awal mengenai permasalahan actual yang terkait dengan manajemen kelas, iklim belajar, PBM, sumber belajar, dan perkembangan personal.
Cara mingidentifikasi masalah :
1)      Menulis semua halyang terkait dengan pembelajaran yang dirasakan perlu memperolehperhatian untuk menghindari dampak yang tidak diharapkan.
2)      Memilah dan mengklasifikasikan masalah sesuai dengan jenisnya dan menggidentifikasi frekuensi timbulnya masalah.
3)      Mengurutkan masalah sesuai dengan tingkat urgensinya untuk ditindaklanjuti
4)      Peneliti memilih permasalahan yang urgen untuk dipecahkan.
3)      Menganalisis masalah
      Analisis masalah adalah untuk menentukan urgensi masalahjuga dimaksudkan untuk mengetahui proses tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang dibutuhkan. Analisis disini adalah kajian terhadap permasalahan dilihat dari segi kelayakanya.
         Acuan pertanyaan analisis masalah :
a)      Bagaimana konteks, situasi atau iklim lokasi masalah itu terjadi?
b)      Apalagi kondisi prasyarat untuk terjadinya masalah?
c)      Bagaimana keterlibatan masing-masing komponen pembelajaran dalam terjadinya masalah?
d)      Bagaimana alternative pemecahan yang dapat diajukan?
e)      Bagaimana perkiraan waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
4)      Memfokuskan masalah
Memfokuskan masalah adalah menentukan pilihan perbaikan yg akan dilakukan dalam proses pembelajaran.
5)      Merumuskan masalah
·         Deskripsi singkat tentang masalah yang harus dipecahkan dinyatakan dlm bentuk pertanyaan/kalimat tanya atau pernyataan.
·         Masalah tersebut dijabarkan dan dirinci secara jelas dan operasional sehingga tampak ruang lingkupnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA SERAPAN DAN TANDA BACA

Pendekatan Pemecahan Masalah

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK