Guru Dalam Pengelolaan Kelas
1. Tugas Guru
Tugas adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan yang merupakan tanggung jawab seseorang. Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Adapun tugas guru dalam pengelolaan kelas adalah:
a. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa
b. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah, dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswa. Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan yang pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik
c. Guru dalam kemasyarakatan yaitu bisa memberikan ilmu pengetahuan, sehingga guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia seutuhnya dan bagaimana seorang guru itu tidak hanya menjalin hubungan baik antar sesame guru dan murid si sekolah tetapi juga menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Sehingga masyarakat tahu akan tugas dan peran guru dalam masyarakat sekalipun.
Selain itu guru juga harus mengetahui kondisi memahami siswa, artinya adalah bagaimana seeorang guru itu harus bias mengetahui bagaimana siswa yang sdg mengalami masalah. Tugas kita sebagai seorang guru harus bisa membantu siswa teersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dengan memakai ilmu psikolaogi, prinsip, metode dan asas konseling. Jadi seorang guru itu harus bisa menjadi konselor bagi siswanya. Bagaimana siswa itu lepas atau terbantu dari masalah yang dihadapinya dan mengembalikan gairahnya untuk belajar dan lebih di motivasi lagi agar semangat belajarnya kembali seperti semula bahkan lebih.
2. Peranan Guru
Peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru,. Semua peranan yang diharapkan dari guru seperti di uraikan di bawah ini:
a. Korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan nilai yang buruk.
b. Inspiratorr, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik.
c. Informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
d. Organistor, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru, dalam bidang ini, guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kelender akademik, dan sebaginya. Semuanya di organisasikan, sehingga mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik
e. Motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar
f. Inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran
g. Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik
h. Pembimbing, kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia yang dewasa
i. Demonstrator, Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan membantunya
j. Pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan murid dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru
k. Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya
l. Supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran
m. Evaluator, guru dituntut menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan instrinsik.
Wright (1987) sebagaimana dikutip oleh Robiah Sidin, dalam bukunya bertajuk “Classroom Management “ (1993:8), menyatakan bahwa guru memiliki dua peran utama, yaitu :
1. The Management role atau peran manajemen, yaitu mengetahui latar belakang siswa, sosial, ekonomi dan intelektual aka memiliki pengetauan, terampilan, dan profesional; bertanggung jawab; disiplin, dan produktif; menghargai dan kasih sayang terhadap siswa; memiliki nilai-nilai moral, prinsip kemanusiaan dalam semua langkahnya; Memiliki sikap inovatif, kreatif, dan memahami perbedaan dan individualitas di kalangan siswa; menjadi contoh model bagi siswa, apa yang dikatakan itulah yang dilakukan; menghargai dan peduli terhadap lingkungan serta memahami perkembangan dan penerapan iptek dalam kehidupan modern; Mengetahui perbedaan individu siswa, potensi dan kelemahan siswa, termasuk gaya pebelajaran mereka.
2. The Instructional Role atau peran instruksional. Di samping itu guru juga berfungsi sebagai:
1) pembimbing siswa dalam memecahkan kesulitan dalam pembelajaran,
2) sebagai sumber yang dapat membantu memecahkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa atau untuk menemukan jawaban atau memperoleh informasi lanjutan,
3) penilai hasil belajar, untuk menentukan perkembangan hasil belajara siswa, serta untuk menentukan nilai siswa (Suparlan, 2006: 39-40).
Dari uraian diatas, saya berpendapat bahwa salah satu dari sekian banyak dampak ketika tidak terlaksananya tugas dan peran guru secara maksimal misalnya, tidak terbinanya akhlak dan moral siswa. Beberapa kebiasaan buruk siswa seperti tidak berlaku disiplin dari berbagai peraturan yang telah disepakati bersama, malas, kurang berlaku sopan dan sebagainya, hal itu berarti tugas guru sebagai pendidik belum maksimal. Tugas mengajar mungkin sudah terlaksana dengan baik, tapi tugas mendidik? Karena itu, beberapa peran dan tugas guru di atas merupakan sebuah keharusan untuk diimplementasikan walaupun memerlukan pemikiran dan pengorbanan yang lebih banyak. Dengan cara ini barangkali barulah guru dapat dikatakan sebagai sebuah profesi, dimana guru mampu memberikan solusi terbaik dari berbagai masalah yang dialami kliennya.
Hubungannya dengan sertifikasi guru, yaitu dengan adanya peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru maka beberapa peran dan tugas guru yang telah diuraikan di atas kemungkinan dapat diimplementasikan. Dulu, salah satu alasan guru tidak mampu melaksanakan peran dan tugasnya secara masimal karena persoalan kurangnya pendapatan/gaji. Maka dengan kebijakan baru pemerintah yakni sertifikasi guru, maka harapan kita ke depan guru mau dan mampu memaksimalkan peran dan tugasnya.
Sikap /prilaku Guru (Gaya Kepemimpinan Guru)
Menurut Muhibbin Syah (2006:253) dengan menambahkan satu lagi gaya kepemimpinan guru menurut Barlow (1985) yaitu otoriatif maka gaya kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar ada empat macam yaitu:
1. otoriter (authoritarian), secara harfiah, otoriter berarti berkuasa sendiri atau sewenang-wenang.
Dalam PBM, guru yang otoriter selalu mengarahkan dengan keras segala aktivitas para siswa tanpa dapat ditawar-tawar. Hanya sedikit sekali kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk berperan serta memutuskan cara terbaik untuk kepentingan belajar mereka. Memang diakui kebanyakan guru yang otoriter dapat menyelesaikan tugas keguruannya secara baik, dalam arti sesuai dengan rencana,. Namun guru semacam ini sangat sering menimbulkan kemarahan dan kekesalan para siswa khususnya siswa pria, bukan saja karena wataknya yang agresif tetapi juga kreativitasnya terhambat.
2. laissez faire, guru laissez faire, padanya adalah individualisme (faham yang menghendaki kebebasan pribadi).
Guru yang berwatak ini biasanya gemar mengubah arah dan cara pengelolaan PBM secara seenaknya, ia tidak menyenangi profesinya sebagai tenaga pendidik meskipun mungkin memiliki kemampuan yang memadai.
3. Demkratis (Democratic). Artinya demokratis adalah bersifat demokrasi, yang pada intinya mengandung makna memperhatikan persamaan hak dan kewajiban semua orang.
Guru yang memiliki sifat ini pada umumnya dipandang sebagai guru yang paling baik dan ideal. Alasannya, dibanding dengan guru-guru lainnya guru yang demokratis lebih suka kerja sama dengan rekan-rekan seprofesinya. Namun tetap menyelesaikan tugasnya secara mandiri. Ditinjau dari sudut hasil pengajaran, guru yang demokratis dengan otoriter tidak jauh berbeda. Akan , dari sudut moral, guru yang demokratis ternyata lebih dan karenanya ia lebih disenangi baik oleh rekan-rekan sejawatnya maupun oleh siswanya sendiri.
4. Otoritatif (authoritative), otoritatif berarti berwibawa karenan adanya kewenangan baik berdasarkan kemampuan maupun kekuasaan yang diberikan.
Guru yang otoritatif adalah guru yang memiliki dasar-dasar pengetahuan baik pengetahuan bidang studi vaknya (jurusan) maupun pengetahuan umum. Guru seperti ini biasanya ditandai oleh kemampuan memerintah secara baik efektif kepada para siswa dan kesenangan mengajak kerjasama bila diperlukan dalam mengiktiarkan cara terbaik untuk menyelenggarakan PBM. Dalam hal ini, ia hampir sama dengan guru yang demokratis. Namun, dalam hal memerintah atau memberi anjuran, guru yang otoritatif pada umumnya lebih efektif, karena lebih disenangi oleh para siswa, dan di pandang sebagai pemegang otoritas ilmu pengetahuan vaknya (jurusan) seperti yang telah diuraikan di muka.
Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan Kelas
Kemampuan merupakan salah satu hal yang sangat penting dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan seperti:
1. Menguasai materi pembelajaran dan kemampuan untuk memilih, menata, dan mengemas materi pelajaran ke dalam cakupan dan kedalaman yang sesuai dengan sasaran kurikuler yang mudah dicerna oleh siswa
2. Memiliki penguasaan tentang teori dan keterampilan mengajar
Memiliki pengetahuan tentang masa pertumbuhan dan perkembangan siswa serta memiliki memahami tentang bagaimana siswa belajar
Membuat Instrument untuk Mengukur Kemampuan Guru
Untuk mengetahui kemampuanseorang guru, dapat digunakan instrument berupa angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai kompetensi yang dimiliki oleh guru yang bersangkutan.
Angket diberikan langsung kepada siswa yang memang secara langsung berinteraksi dengan guru tersebut dalam kurun waktu yang sudah lama, misal angket yang digunakan untuk sertifikasi guru.
Contoh angket:
a. Apakah guru dalam mengajar pernah menggunakan media?
b. Bagaimana penampilan guru ketika masuk sekolah?
c. Metode apa yangdigunakan guru dalam mengajar?
Komentar
Posting Komentar